Playlist

Jumat, 09 Januari 2015

Chapter 1: Prolog Awal Tahun


whoaaaaaaa!!!! It’s been a very long time since my last posting on 2014. Well, this is my first posting on 2015. Happy New Year everyone!!! xixixixi 

Senin, 5 Januari 2015. Hari pertama masuk sekolah di semester 2 di awal tahun 2015 setelah liburan panjang yang (mungkin) akan sangat dirindukan. Well, hari pertama memang selalu menjadi hari terberat untuk merelakan. Merelakan liburan yang sudah pergi misalnya, atau merelakan kasur yang tidak ingin ditinggal sendirian tiap pagi, merelakan jam tidur yang akan berkurang setelah liburan, merelakan waktu santai yang diam-diam menghilang. It’s all about merelakan. By the way, tahun ini adalah tahun terakhir gue menjadi anak SMA dan inilah saat-saat dimana gue harus menghabiskan waktu gue sebagai anak SMA selayaknya anak SMA tingkat akhir lainnya.

Nah, salah dua dari sekian masalah yang dihadapi anak SMA tingkat akhir adalah Ujian Nasional dan Perkuliahan. Jujur, kalo udah masalah kuliah-kuliah-an begini gue galau maksimal. Terlalu banyak pikiran yang memenuhi otak gue sampe tidur pun kebawa mimpi (boong deng). Yang membuat gue gelisah adalah beberapa pertanyaan yang selalu menghantui gue seperti, masuk manakah gue setelah lulus SMA nanti? Mau jadi apa gue setelah lulus SMA nanti? Jurusan apa yang bakal gue ambil setelah lulus SMA nanti? Univeritas mana yang mau menampung gue setelah gue lulus SMA nanti? Dan yang bikin gue galau sampe mau nangis tiap mikirinnya adalah ‘Sanggupkah gue tinggal jauh dari orangtua kalo seandainya setelah lulus SMA nanti Tuhan mengijinkan gue kuliah di kampus yang gue inginkan?’. Huft.

            Ngomong-ngomong tentang perkuliahan, hari itu setelah upacara bendera pa Rudy -guru fisika sekaligus walikelas- masuk ke kelas XII- IPA 6, kelas gue. Kebetulan jadwal pagi itu adalah pelajaran fisika, gue kira beliau bakal langsung mengawali hari pertama sekolah dengan belajar. Ternyata, beliau masuk membawa cerita saja. 

            Pertama-tama, beliau menjelaskan tentang SNMPTN dan SBMPTN dan sedikit wejangan. Dari yang gue tangkap, ada 3 jalur untuk masuk PTN a.k.a Perguruan Tinggi Negeri :
1.   Jalur SNMPTN a.k.a Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, jalur ini menggunakan nilai rapot semester 1 – 5 sebagai salah satu syarat seleksinya.

2.  Jalur SBMPTN a.k.a Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri, jalur ini ada setelah SNMPTN, kalo lo gagal di SNMPTN jangan berkecil hati dulu, masih ada SBMPTN yang menanti. Untuk jaga-jaga sebaiknya lo mempersiapkan diri untuk menghadapi SBMPTN ini.

3.  Jalur Mandiri, nah jalur ini diperuntukkan bagi pejuang yang gagal di SNMPTN dan SBMPTN tetapi pantang menyerah untuk menggapai cita-citanya. Kalian masih punya harapan kok :’)
  
        Gue gabisa ngejelasin secara detailnya karna guepun masih seorang siswa yang sedang berjuang juga. hehehe.

      Jadi jangan kuatir gak masuk jurusan serta universitas yang diinginkan, selalu ada cara, kok. Kalaupun memang masih gagal, mungkin bukan jalannya. Masih ada PTS kok. Walapun gitu, tetep aja gue kuatir. And there are a lot “what if” questions around my head. Hiks :(. Too bad, gue selalu mengkhawatirkan ketidakmungkinan yang bahkan belum terjadi, too much. Hiks.Setelah beliau bercerita tentang SNMPTN dan kawan-kawannya itu, pikiran gue terbang kemana-mana, selalu ada cabang dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang berterbangan di sekitar kepala gue.

     Maka dari itu, gue kurang memperhatikan cerita beliau selanjutnya, gue terlalu asik dengan dunia gue sendiri, ya walaupun sesekali gue mendengarkan apa yang beliau ceritakan. Jadi, apa yang gue tangkap adalah, cerita bagaimana kaum Yahudi dilenyapkan dengan berbagai cara karena ingin memusnahkan ku yahudi dari peradaban. Masalahnya, gak jauh-jauh dari perbedaan agama. Cara-cara yang dilakukan untuk melenyapkan kaum yahudi pun bermacam-macam dan yang pastinya sangat tidak manusiawi. Semisal, mengumpulkan kaum yahudi di dalam suatu ruangan tertutup lalu diberi gas beracun yang secara otomatis dihirup oleh mereka yang menyebabkan kematian setelahnya. 
 
Yah jadi gitu aja sih cerita yang gue tangkap. He he he. 

    Jujur, gue kesel sama orang yang suka mempermasalahkan perbedaan, ga cuman agama, apapun kalo udah ada yang beda, pasti ada aja yang seneng cekcok. Padahal, perbedaan itu seni. Emang ga bosan apa kalo apa-apa selalu sama, pake baju samaan sama orang satu kampung kan gak asik, gak ada yang menarik perhatian, coba deh kalo beda-beda pasti lebih berwarna, kan. Huft. KZL. 

    By the way, karena tahun ini tahun terakhir gue jadi anak SMA, gue berencana membuat catatan akhir sekolah melalui blog ini. Bakal sering nih curhat di blog ini. Doain gak berenti di tengah jalan aja gegara mau fokus UN dan lain lainnya wkwkwk dan postingan ini menjadi chapter pertama dari catatan akhir sekolah gue :3 *ketok palu*

xoxoxoxoxoxo

 



 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar